Jumat, 08 Juni 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA SEHAT DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA SEHAT
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN

Atas dasar penelitian yang dilakukan WHO penyakit Gangguan Penglihatan pada lansia sangat sering terjadi. Berdasarkan survei yang dilakukan di Amerika pada tahun 2004 sekitar 10-12,5% lansia Amerika mengalami gangguan pada sistem penglihatan hanya saja mereka kurang menyadari penyakit yang mereka rasakan

A. Pengkajian
2. Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.

3. Makanan / Cairan :
Mual, muntah

4. Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda :
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan penyebab katarak mata.

5. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair, nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala.

6. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin. Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

B. Diagnosa Keperawatan Dan Intervensi
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
Tujuan :Penggunaan penglihatan yang optimal
Kriteria Hasil
  • Pasien akan berpartisipasi dalam program pengobatan
  • Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
  • Intervensi :
  • Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan
  • Dorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan / kemungkinan kehilangan penglihatan
  • Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak salah dosis
  • Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan penglihatan, contoh, kurangi kekacauan,atur perabot, perbaiki sinar suram dan masalah penglihatan malam.
2.Ansietas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri, kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan, ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
Tujuan : Cemas hilang atau berkurang
Kriteria Hasil:
  • Pasien tampak rileks dan melaporkan ansitas menurun sampai tingkat dapat diatasi.
  • Pasien menunjukkan keterampilan pemecahan masalah
  • Pasien menggunakan sumber secara efektif
  • Intervensi :
  • Kaji tingkat ansietas, derajat pengalaman nyeri/timbul nya gejala tiba-tiba dan pengetahuan kondisi saat ini.
  • Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa pengawasan dan pengobatan mencegah kehilangan penglihatan tambahan.
  • Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan.
3. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat, salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
Tujuan : Klien mengetahui tentang kondisi,prognosis dan pengobatannya.
Kriteria Hasil:
  • Pasien menyatakan pemahaman kondisi, prognosis, dan pengobatan.
  • Mengidentifikasi hubungan antar gejala/tanda dengan proses penyakit
  • Melakukan prosedur dengan benar dan menjelaskan alasan tindakan.
  • Intervensi :
  • Diskusikan perlunya mengidentifikasi gelaja/tanda.
  • Tunjukkan tehnik yang benar pemberian tetes mata.
  • Izinkan pasien mengulang tindakan.
  • Kaji pentingnya mempertahankan jadwal obat, contoh tetes mata.
  • Identifikasi efek samping/reaksi merugikan dari pengobatan (penurunan nafsu makan, mual/muntah, kelemahan, jantung tak teratur dll).
  • Dorong pasien membuat perubahan yang perlu untuk pola hidup
  • Dorong menghindari aktivitas,seperti mengangkat berat/mendorong, menggunakan baju ketat dan sempit.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik secara psikis maupun fisik, kemundurun fisik ditandai dengan kulit mengendor, rambut memutih, penurunan semua fungsi tubuh dan meningkatnya sensitifitas emosional.
Dari penelitian yang dilakukan WHO penyakit yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan penglihatan. Mata yang dipakai untuk penglihatan pada lansia akan mengalami kemunduran yang dapat mengakibatkan jarak pandang menjadi berkurang.

Di Amerika pada tahun 2004 sekitar 10-12,5% lansia mengalami gangguan sistem penglihatan, hanya saja mereka kurang menyadari penyakit yang mereka rasakan. Didalam Asuhan Keperawatan perawat melakukan pengkajian, mendiagnosa sampai melakukan intervensi untuk membantu lansia yang mengalami gangguan sistem penglihatan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat maka kelompok mengajukan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Adapun saran-sarannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan usia harapan hidup lansia harus lebih menyadari tentang kesehatan dirinya sendiri.
2. Perawat dituntut untuk dapat memahami secara umum tentang konsep dasar perawatan gerontik agar dapat terlaksana asuhan keperawatan yang komperhensif dan memiliki kemampuan dalam melaksanakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar